37 Seconds (2019): MANGA, SEKS & CELEBRAL PALSY semua ada disini! - OMZENGA

Halo Movie Freaks!! Welcome back to Omzenga Movie Updates. I hope all of you are in a good mood. Hari ini saya akan membahas sebuah film yang baru-baru ini memenangkan penghargaan bergengsi yaitu Berlin Film Festival dan juga dibeberapa negara lain. Film cukup menarik tapi juga mengusung topik yang agak sedikit sensitif nih guys. Jadi, kalau kalian masih 17 tahun melorot, please be wise! Hehe..


Film ini berjudul 37 Seconds (2020), mengisahkan tentang Yuma Takada (diperankan oleh Mei Kayama), wanita berumur 23 tahun yang memiliki mimpi untuk menjadi seorang seniman manga. Namun, apalah daya, Yuma menderita penyakit cerebral palsy atau lumpuh otak dimana ketika ia dilahirkan ia sempat tidak bernafas selama 37 detik, namun ia berhasil selamat dengan konsekuensi lumpuh otak. Penyakit ini telah membuatnya duduk di kursi roda yang menciptakan kehidupan menyedihkan yang harus ia terima dan hadapi. Pun ia memiliki keterbatasan, ia tidak berhenti untuk meraih mimpinya. 

Source: IMDb
FYI Movie Freaks, karakter Yuma yang diperankan oleh Mei Kayama ini adalah sosok yang di kehidupan nyatanya adalah memang seorang penyandang disabilitas yang menderita cerebral palsy. Tentu saja hal ini sangat membantu Mei untuk mendalami karakter Yuma.
Mei Kayama (Source: IMDb)
Kalau kita melihat adegan ketika Yuma mandi dengan ibunya, kita pasti berfikir bahwa Yuma terlihat lebih muda dari umur sebenarnya apalagi jika mendengar suaranya yang lembut terdengar seperti anak-anak. Salah satu adegan di trailer menunjukkan, ibunya Kyoko Takada yang diperankan oleh Misuzu Kanno, bersikeras untuk membantu Yuma melepas pakaian dan mandi, walaupun Yuma sebenarnya ia tidak ingin diperlakukan seperti anak kecil. Sifat ibunya yang terlalu protektif inilah yang akhirnya membuat ia terlalu bergantung serta membuatnya tidak tumbuh layaknya wanita dewasa.
Yuma dan ibunya.
Yuma suka bepergian naik kereta dan menginap beberapa hari di rumah Sayaka (diperankan Minori Hagiwara) yang merupakan teman masa kecilnya, Sayaka ini adalah seorang influencer yang memiliki seratus ribu followers dan tidak hanya itu, komik manga Sayaka juga akan segera diliris tapi sayangnya komik tersebut bukanlah karya buatannya melainkan hasil karya Yuma. Yuma merasa kecewa terhadap Sayaka ketika ia tidak digubris ketika temannya tersebut sedang melakukan penandatangan buku yang dihadiri oleh banyak penggemar Sayaka. 


Pada saat yang bersamaan Yuma pun tetap berusaha agar karya-karyanya bisa dipublikasikan seperti Sayaka. Ketika ia mencoba mendatangi sebuah agen untuk menawarkan karyanya, agen tersebut mengatakan bahwa karyanya terlalu mirip dengan karya Sayaka. Akhirnya, tiba di satu titik ia memutuskan ini saatnya untuk mengubah ciri khasnya dalam berkarya. Setelah mendapat banyak penolakan, ia berhasil menemui seorang editor wanita komik dewasa professional dan menawarkan beberapa gambar manga vulgar untuk dipublikasikan. 

Setelah sang editor yang melihat karya Yuma tersebut, kemudian melontarkan pertanyaan yang cukup mengejutkan. Ia mempertanyakan tentang keperawanan Yuma. Yuma pun menyatakan bahwa ia masih perawan. Lalu editor tersebut menyuruhnya kembali setelah mendapatkan pengalaman seksual pribadi agar sketsa yang dibuatnya terlihat lebih nyata!

Nah, disinilah Yuma berusaha untuk mengekspresikan seksualitasnya dalam prosesnya menuju ke wanita dewasa. Ia pun menuruti saran dari editor tersebut dengan cara berjalan di sekeliling Tokyo dengan harapan ia bisa mendapatkan pengalaman seksual yang dibayangkannya. Disini, Yuma pun bertemu dengan seorang gigolo profesional dan berada didalam kamar pribadi tetapi kenyataanya situasi menjadi amburadul dan ia pun bergegas keluar dengan rasa malu yang luar biasa. Ketika memasuki lift, disinilah Yuma bertemu dengan Mai (diperankan Makiko Watanabe) seorang pekerja seks yang ramah dan tidak sombong. Dunia baru yang Yuma rasakan, dimana dia mendapatkan seorang teman yang tidak menghakiminya dan bisa bersenang-senang dengan caranya. Mai kemudian mengajak Yuma ke bar dan membantunya membeli pakaian modis serta alat pemuas seks wanita (dildo) yang besar.. Ups.. Hal tersebut membantu ia membuat sketsa manga dewasanya terlihat lebih meyakinkan.
Bagaimana dengan ibunya Yuma? Setelah mengetahui bahwa Yuma tidak berada dirumah Sayaka, ibunya pun menguncinya dirumah dan tidak memperbolehkan dia keluar. Semakin Yuma dikekang, semakin ia ingin merasakan kebebasan. Bahkan, ia sempat kabur dari klinik yang membuat ibunya panik dan melaporkan bahwa ia hilang. Pengalaman ini justru membuat Yuma semakin jauh dari rumah dan sulit untuk bisa membayangkan Yuma bisa berbaikan kembali dengan ibunya setelah berbagai peristiwa yang dialaminya.

"Disability is a state of mind," - 37 Seconds 

Selanjutnya apakah hubungan ibu dan anak ini akan membaik? Atau malah sebaliknya? Apakah Yuma berhasil meraih impiannya menjadi seorang seniman manga yang sukses? Langsung ditonton aja filmnya ya guys! See you on the next post, Movie Freaks!

Love,

Rex

Post a Comment

Previous Post Next Post

Contact Form